Karenayakin bahwa di bawah kondisi yang tepat orang-orang akan menjadi lebih baik, ia menggunakan hampir seluruh sumber dayanya, berjuang untuk mendirikan apa yang ia impikan sebagai suatu dunia moral yang baru. Namun, hasil-hasil memperlihatkan bahwa kondisi hidup baru tidak cukup untuk menghasilkan manusia baru.
Connection timed out Error code 522 2023-06-13 132812 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6aac21bac9b987 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Selawatdan salam atas junjungan Nabi, keluarga baginda dan sahabat-sahabatnya. Allah berfirman: Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dia lah jua yang lebih mengetahui akan
SEORANG pemuda tinggal di sebuah bilik Masjid Jami’ at-Taubah, Suriah yang tengah didera kelaparan hebat. Tiga hari berlalu, ia belum juga memperoleh makanan. Pemuda itu memilih untuk mencuri sesuatu yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Ia berhasil masuk ke sebuah rumah. Di dalam dapur rumah itu, ia mendapatkan sebuah periuk berisi terong. Secepat kemudian ia mengambil satu terong dan memakannya. Saat makanan itu nyaris ditelan, akal dan nuraninya bekerja. “Aku berlindung kepada Allah, saya seorang pencari ilmu dan mukim di masjid, tapi kenapa saya melabrak rumah orang dan mencuri apa yang ada di dalamnya?” gumamnya. Perasaan bersalah dan menyesal menyelimutinya. Tak lupa ia beristighfar kepada Allah Subhanahu Wata’ala, seraya mengembalikan terong. Ia bergegas kembali ke masjid dan bergabung dalam halaqah taklim yang dipandu Syeikh Salim. Usai pengajian, Syeikh Salim memanggil sang pemuda tadi, “Apakah kamu sudah punya istri?” Jawabnya, “Belum.” Sambung Syeikh, “Apakah kamu ingin menikah?” Ia terdiam. Syeikh pun mengulangi pertanyaannya. Kemudian dia menjawab, “Ya Syeikh, kami tidak punya uang untuk membeli roti. Wallahi! Dengan apa saya harus menikah?” “Wanita ini telah bercerita pada saya bahwa suaminya telah meninggal dan dia terasing dari tanah airnya. Di negerinya, bahkan di dunia ini ia tidak punya sesuatu pun kecuali seorang paman yang lemah dan miskin. Dan ia juga ikut datang bersama wanita ini,” demikian ucap Syeikh sambil menunjuk ke pamannya yang duduk di sudut halaqah. Akhirnya pemuda itu siap menikahi si wanita tadi. Dan si wanita itu pun menerima pemuda tadi sebagai suaminya. Usai menikah, si wanita itu menuntun suaminya ke rumahnya. Sang istri bertanya kepada sang pemuda yang telah menjadi suaminya. “Engkau mau makan?” “Ya,” jawabnya. Saat sang istri membuka periuk, ia heran sambil berkata, “Siapa orang yang masuk rumah dan menggigit terong ini?” Si pemuda itu lalu menangis dan berkisah kepada istrinya. Dan sahutnya, “Inilah buah amanah. Engkau telah menjaga diri dari dosa dan meninggalkan terong yang haram, lalu Allah memberimu rumah seisinya lengkap dengan pemiliknya secara halal.” Disarikan dari kitab Man Taraka Syai’an Lillahi Awwadhallahu Khairan Minhu yang ditulis oleh Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi. Takut kepada Allah Ada ibrah penting yang bisa kita petik dari kisah di atas, bahwa rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala sangat penting dimiliki oleh setiap hamba. Lebih-lebih di zaman yang penuh fitnah ini. Halal dan haram yang ditetapkan oleh syariat sudah tak lagi menjadi rambu-rambu bagi manusia dalam berucap dan bertindak. Karena itu, agar bisa selamat, yang mesti dilakukan oleh setiap hamba adalah terus menumbuh-suburkan rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Salah satu jalan yang bisa ditempuh yaitu dengan mempertebal keyakinan tentang pembalasan dan kecepatan penghisaban-Nya. Juga, bisa dengan cara merenungkan kengerian azab-Nya yang tak bisa ditolak oleh siapapun dan apapun. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.” Al-Buruuj [85] 12. Dengan cara tersebut, semoga rasa takut itu terus bersemi dalam hati. Bahkan, rasa takut itu makin kuat. Pada akhirnya rasa takut itulah yang akan melahirkan keteguhan diri. Seperti batu karang yang tetap kokoh di atas kebenaran, meski dihantam ombak fitnah zaman yang dahsyat. Meski kesempatan untuk berbuat yang haram terbuka lebar, ia tetap tak akan mengambilnya. Sebab, ia sadar bahwa Tuhannya selalu mengawasi. Baginya, tiada yang lebih ditakuti selain kemurkaan-Nya. Tiada yang lebih dirisaukan dalam kehidupan ini selain tak meraih keberkahan hidup dan rahmat dari-Nya. Diganti yang Lebih Baik Dengan berbekal rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala, seorang hamba akan mampu menentukan pilihan yang benar. Ia akan senantiasa memilih yang halal dan meninggalkan yang haram. Seperti dalam mengejar kekayaan, meski peluang mendapat kekayaan yang berlimpah itu membentang luas, tapi bila harus ditempuh dengan jalan yang haram, seperti menipu, korupsi dan sejenisnya, maka tidak akan mengambilnya. Pilihannya tetap pada cara yang halal, meski harta yang akan diperoleh jauh lebih sedikit. Sebab, baginya harta yang terbaik bukanlah yang berlimpah jumlahnya. Yang terbaik adalah yang halal dan dipergunakan di jalan yang halal. Harta seperti itulah yang berkah dan membawa keselamatan di dunia dan akhirat. Begitu pula dalam perkara lainnya, setiap orang beriman mutlak mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram. Sebab, dengan jalan itu Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dan berbagai kemudahan dari Allah Subhanahu Wata’ala akan tercurah kepada kita. Sangat tak pantas bila tersedia banyak jalan yang halal, lantas memilih yang haram. Karena jika mengambil yang haram akan ditimpa kesulitan dan akan memberatkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam menegaskan, “Sesungguhnya engkau, tidaklah kau tinggalkan sesuatu karena takut kepada Allah, kecuali Allah akan memberimu dengan sesuatu yang lebih baik darinya.” Riwayat Ahmad. Selain kisah di atas, kita juga patut mengambil spirit dari kisah manusia terdahulu yang diistimewakan Allah Subhanahu Wata’ala karena rela mencampakkan yang haram. Seperti Nabi Yusuf Alaihissalam. Beliau memilih mencampakkan perbuatan keji bersama istri Abdul Aziz, maka Allah pun melimpahkannya kedudukan terhormat di bumi Mesir. Juga, Nabi Sulaiman Alaihissalam. Tatkala ia rela menyembelih kudanya karena amat takut bila kudanya menyibukkannya hingga ia terlambat dari salat Ashar, maka Allah pun menundukkan angin untuknya yang berhembus sesuai keinginannya. Inilah bukti kebenaran janji-Nya. Dia akan memberi balasan istimewa bagi siapa yang meninggalkan perkara yang haram karena-Nya. Dengan spirit tersebut, kita tidak berat untuk segera meninggalkan yang haram menuju yang halal. Kita tidak berat untuk meninggalkan riba, kemudian beralih kepada bisnis yang halal lagi menguntungkan. Tidak berat meninggalkan korupsi dan menggantinya dengan kejujuran dan sikap amanah. Tidak berat meninggalkan cara-cara kotor dalam mencari rezeki dan menggantinya dengan cara-cara yang terpuji. Bahkan, dalam komunitas yang lebih besar, kita tidak berat untuk meninggalkan hukum jahiliyah yang batil, kemudian beralih kepada syariat-Nya yang dijamin kesempurnaannya. Dengan jalan seperti itu, semoga keberkahan dan rahmat Allah Ta’ala akan selalu tercurah dalam kehidupan kita. Allahu a’lamu bishshawab.*/ Masrokan. Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Hidayatullah
Dalamkitab Syu’abul Iman hal 124, Imam Nawawi menyebutkan 4 prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah. Keempat prinsip etos kerja itu harus dimiliki oleh kaum yang beriman, yaitu: Bekerja dengan cara yang halal ( Thalab Ad-Dunya Halalan ). Bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain ( Ta’affufan ‘An Al-Mas
- Ketika seseorang merasakan kehilangan sesuatu dalam hidupnya, merasa sedih itu pasti. Tapi alangkah indahnya kejadian tersebut dijadikan pembelajaran untuk kita berpikir. Bahwa sebenarnya Allah SWT itu tahu mana yang terbaik untuk kita, karena jika itu baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah. Mungkin ada banyak hal didalam hidupmu yang hilang. Dan menurutmu kamu telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga didalam hidupmu. Seolah-olah tidak akan lagi mendapatkan penggantinya dan tidak ada yang lebih baik darinya. Padahal saat kamu kehilangan dan pada saat Allah mengambil sesuatu yang sangat berharga d dalam hidupmu, tak lain semua itu hanya cara Allah agar kamu mendapatkan yang lebih baik lagi. Baca Juga Kunjungi Masjid Hazrat Imam, Sadiaga Minta Otoritas Setempat Bangun Prasasti Bung Karno ke Uzbekistan Sedangkan Allah mengambilnya dengan alasan karena Allah telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari yang Allah ambil darimu. Allah telah mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang hilang darimu. Jika kamu kehilangan sesuatu yang menurutmu sangat berharga. Ketika Allah mengambil sesuatu dari hidupmu yang menurutmu begitu penting. Maka jangan pernah berpikir bahwa Allah tidak menyayangimu dengan mengambil sesuatu yang sangat berharga untukmu. Terkadang Allah hilangkan sesuatu yang kita sayang, karena Allah sedang menggantikan sesuatu yang lebih indah untuk kita.*** Terkini
Tidaklah seorang Muslim yang tertimpa musibah, lalu Ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah, ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik darinya, melainkan Allah akan memberi ganti yang lebih baik.
Home » Mutiara Hadits » Allah Akan Mengganti Dengan Lebih Baik Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Terdapat “hadits” yang cukup populer dengan redaksi, مَنْ تَرَكَ شَيْئًا للهِ عَوَّضَهُ اللهُ خَيْرًا مِنْه “Setiap orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya akan diganti dengan yang lebih baik.” Komentar kami Hadits ini lemah dan redaksi tersebut bukanlah lafadz dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam meskipun diyakini sebagian orang sebagai hadits Nabi. Redaksi yang shahih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan makna yang sama berasal dari sahabat Abu Qatadah dan Abu Duhama, mereka berkata, أتينا على رجل من أهل البادية، وقلنا هل سمعت من رسول الله – صلى الله عليه وسلم – شيئًا، قال سمعته يقول إنك لن تدع شيئا لله عز وجل إلا بدلك الله به ما هو خير لك منه “Seorang pria Badui mendatangi kami dan bertanya, Pernahkan kalian mendengar sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam?” Maka Abu Qatadah/Abu Dijamah menjawab Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah melainkan Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik untukmu’.” Al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaaid 10/296 menyatakan hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dengan sejumlah sanad dan rijalnya adalah rijal ash-Shahih. Al-Albani dalam as-Silsilah adh-Dha’iifah 1/62 mengatakan sanad hadits ini shahih sesuai dengan kriteria Muslim. Wallahu ta’ala a’lam. Semoga bermanfaat. Artikel [artikel number=4 tag=”hadist”]
H9CaF6y. xrmr69anmq.pages.dev/251xrmr69anmq.pages.dev/316xrmr69anmq.pages.dev/481xrmr69anmq.pages.dev/426xrmr69anmq.pages.dev/215xrmr69anmq.pages.dev/486xrmr69anmq.pages.dev/410xrmr69anmq.pages.dev/392
allah akan mengganti yang lebih baik